Minggu, 07 Oktober 2012

Parasitology


Parasit (berdasarkan arti katanya, bhs Yunani) merupakan semua organism yang hidup menumpang pada organism lain (host/inang) untuk mendapat tempat hidup dan memenuhi kebutuhan nutriennya dengan mengambil nutrient inang.
Dengan definisi tersebut, yang dimaksud parasit (secara luas) mencakup semua agen infeksius meliputi: virus, bakteri, jamur, protozoa, dan helminthes (cacing).
Namun, praktisnya, saat ini bidang yang menelaah agen-agen infeksius terbagi atas mikrobiologi (bakteri, virus, jamur) dan parasitologi (protozoa, helminthes)



JENIS-JENIS HEWAN PARASIT
Phylum hewan parasit:

1. Protozoa
2. Annelida  gelang
3. Nemathelminthes
4. Platyhelmynthes
5. Arthropoda
Parasit:
  1. Endoparasit
  2. Ektoparasit
Penyakit yang disebabkan parasit:
  1. Penyakit Surra (terutama pada kuda)
  2. Penyakit Trichomonas (pada sapi)
  3. Nematodosis Alat Pencernaan pada ternak Ruminansia
  4. Trichinosis
  5. Anaplasmosis
  6. Cysticercosis
  7. Fasciolosis
  8. Babesisosis
  9. Theileriosis
  10. Kudis Menular (Skabies)


  1. Description: http://www.k-state.edu/parasitology/625tutorials/FIGtritrichomonas01.jpgKaskado
  2. Miasis (Belatungan)
  3. Leucocytozoonosis pada unggas
  4. Koksidiosis pada unggas
  5. Heartwater (tidak ditemukan di Indonesia)


Trichomoniasis à sapi
Bovine trichomoniasis, Bovine genital trichomoniasis,
Bovine trichomonad abortion
Pendahuluan
Penyakit kelamin dengan ciri khas turunnya daya reproduksi (infertility), rahim bernanah (pyometra) dan abortus pada kebuntingan dini
Etiologi
Protozoa berflagel :
Trichomonas foetus
Sinonim:
T. uterovaginalis, T. bovis, T. genitalis, T. bovinus, T. Mazzanti

Epizootologi
  1. Kejadian di Indonesia
Ditemukan pertama oleh Mansjoer tahun 1967 di Lembang
Kerugian à turunnya daya reproduksi, keguguran (abortus) pada kebuntingan usia muda
2. Hewan Rentan
T. Foetus menyerang sapi
Lebih dari 90% sapi betina yang rentan dapat terinfeksi bila dikawini pejantan yang sakit
3. Cara Penularan
Melalui perkawinan atau melalui Inseminasi Buata

Pengenalan Penyakit
  1. Gejala Klinis
Sukar ditentukan karena kurang jelas dan spesifik à baru diketahui apabila menyebar ke kawanan ternak dan timbulnya masalah fertilitas
Gejala pada sapi betina:
- 5-20% sapi betina dengan daya tahan tinggi à tidak tertular
- sapi betina yang rentan tertular à 90% terinfeksi
- infertilitas
-           Keguguran 1-16 mgg masa kebuntingan
-           0-10% à pyometra
Gejala pada sapi jantan:
Menahunà tidak terlihat gejala yang khas
Radang pada scrotum dan penis
Cairan dari alat kelamin
Sekali terinfeksi akan mengandung parasit tsb seumur hidup

Diagnosa:
Membuktikan adanya Trichomonas foetus pada sapi
Sapi jantan à mengambil cairan dari alat kelamin
Sapi betina à cairan dari alat kelamin
Diperiksa untuk melihat adanya  T. foetus;
-            dengan mikroskop melalui sediaan natif atau pewarnaan Giemsa
-            Pemupukan
-            Diagnosa banding
Tindakan-Tindakan
  1. Administrasi à laporkan ke Kepala Dinas Peternakan
  2. Pencegahan, dengan memeriksa asal usul, fertilitas sapi yang akan masuk. Bila ada sapi jantan yang sakit sebaiknya dipotong
Pengobatan
Dibersihkan dan diobati
Nematodosis Alat Pencernaan
Pada Ternak Ruminansia
Pendahuluan
Nematodosis adalah penyakit yang disebabkan oleh nematoda atau cacing gilik.
Cacing ini à merampas sari makanan, menghisap carah/cairan tubuh atau makan jaringan tubuh
Tidak menyebabkan kematian langsung
Penurunan BB
Hambatan pertumbuhan pada hewan muda
Etiologi:
Tidak kurang 50 jenis spesies al:
  1. Cacing gelang (ascaris vitulorum)
  2. Cacing bungkul (oesphagostomum spp)
  3. Cacing kait (Agriostomum spp, Bunostomum spp)
  4. Cacing lambung ( Haemonchus spp, Micistocirrus spp)
  5. Cacing rambut (Trichostrongylus spp, Cooperia spp, Ostertagia spp, Nematodirus spp)
Epizootologi
Kejadian di Indonesia
Tersebar di seluruh daerah Indonesia
Hewan Rentan
Sapi, kerbau, kambing dan domba
Cara Penularan
Penularan ascariasis terjadi apabila telur-telur yang infektif tertelan atau bisa melalui kolostrum
Pada cacing lainnya à infestasi terjadi dengan menelan larva infektif atau larva menembus kulit: Bunostomum sp
Pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan
Tinja à dari rektum atau yang belum lama keluar à langsung diperiksa
Tidak langsung diperiksa à diawetkan dengan formalin 10% atau fenol gliserin (fenol: gliserin : air = 1 : 5 : 94)
Diagnosa Laboratorium
  1. Metode natif
  2. Metode apung (NaCl jenuh)
  3. Metode Mc Master dari Godon dan Withlock
Diagnosa Banding
Bottlejaw (Haemonchosis) sering keliru dgn Distomatosis
Anemia, hidremia dsb à keliru dengan penyakit kekurangan makan
Diare à keliru dengan Coccidiosis dan penyakit diare lainnya
Tindakan
Administrasi
Gejala-gejala penyakit oleh cacing gastrointestinal dicatat dan dilaporkan secara kontinyu à kurus, diare, hambatan pertumbuhan, musim terjadinya, keadaan pemberian makanan, managemen, rumpun dan jenis kelamin
Pengendalian dan pemberantasan
-          Pemberian ransum yang baik
-          Pemisahan ternak muda dan dewasa
-          Menghindarkan tempat yang selalu becek
-          Sanitasi kandang
-          Hindari kepadatan populasi (overstoching)
-          Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan reguler
Pengobatan à Obat cacing
Perlakuan Pemotongan Hewan dan Daging
Dapat dipotong dan dagingnya dapat dimakan
Trichinosis
Trchinosis à penyakit yang disebabkan oleh larva
cacing Trichinella spiralis
Hidup dalam usus mamalia dan larvanya dalam jaringan otot hospes yang sama
Cacing dewasa à Iritasi dinding usus
Infeksi berat akibat adanya infestasi di otot à misalnya kematian akibat kelumpuhan otot respirasi dll.
Cysticercosis
Beberasan; Barrasan: Manisan
Pendahuluan
Penyakit parasiter yang disebabkan oleh Cysticercus
Merupakan stadium larva (fase metacestoda) dari cacing pita
Stadium larva dari Taenia soleum pada babi à Cysticercus cellulosae
Stadium larva dari T. saginata pada sapi à Cysticercus bovis or C. innermis
Adanya cysticercus pada jaringan à degenerasi jaringan/sel-sel sekitar
Jumlah kista banyak  à sebagian 0r seluruh karkas dimusnah
Etiologi
Penyebab
Cysticercus berbentuk gelembung bulat atau oval dengan satu kepala atau scolex menonjol ke dalam gelembung
Gelembung muda à tipis, gelembung tua à dinding tebal membentuk kista
Epizootologi
Kejadian di Indonesia
Cysticercus pertama kali à Le Coultre pada babi di Bali (1920)
Hewan Rentan
C. cellulosae à babi
C. bovis à sapi
Cara Penularan
  1. Pada Hewan
            Cacing dewasa pada manusia (T. soleum dan T. saginata) à hidup di usus à keluar melelui tinja à tercemar di lingkungan à hewan
b. Pada Manusia
            Masuk ke manusia melalui tangan yang tercemar à kista terdapat pada otak, otot-otot paha, jantung, hati, paru-paru, mata
Pengenalan Penyakit
Gejala Klinik
Tidak terlalu nyata
Cysticercosis pada otak anjing à gejala seperti rabies
Pada manusia à nyeri otot, epilepsi dll
Diagnosa
Menemukan parasitnya
Tindakan
Administrasi
Petugas RPH melapor pada atasan atau instansi yang berwewenang
Pencegahan
Manusia terinfeksi karena makan makanan mentah/setengah matang atau babi terinfeksi karena makan tinja manusia yang terinfeksi. Pencegahan:
-          Sanitasi dan higiene
-          Pemeriksaan daging secara ketat
-          Penyuluhan ttg higiene
Pengobatan
Obat cacing pada cacing dewasa
Tidak ada obat untuk cysticercus


Perlakuan Pemotongan Hewan dan Daging
Infestasi merata à semua karkas dibuang
Infestasi lokal à karkas boleh dikonsumsi setelah melalui pendinginan -10°C selama minimal 6 hari atau dimasak
Fasciolosis
Diastomosis, cacing hati
Pendahuluan
Penyakit yang disebabkan oleh Fasciola hepatica dan F. gigantica
F. gigantica à asli dari Indonesia
F. hepatica à datang bersama dengan sapi impor dari luar negeri
Fasciolosis pada sapi dan kerbau à kronik, pada domba dan kambing à akut
Kerugian:
  • Penurunan BB
  • Pertumbuhan terhambat
  • Hati terbuang
  • Kematian
Etiologi
F. Gigantica dan F. hepatica à tinggal dalam saluran empedu
Sifat-sifat
Fasciola makan jaringan hati dan darah
à Jumlah banyak à Ikterus
à  Pengapuran selaput lendir à batu empedu
Epizootologi
Kejadian di Indonesia
Dilaporkan oleh Van Velzen di Tangerang (1890) à sekarang tersebar di seluruh Indonesiasesuai penyebaran siput Limnea yang menjadi induk semangnya.
Hewan Rentan
Sapi, kerbau, domba dan kambing (ruminansia lain)
Dapat juga menyerang babi, anjing, kucing dan kuda
Hewan muda lebih rentan
Cara Penularan
Daur hidup à memerlukan induk semang: siput Limnea rubigenosa = L. javanica

Pengenalan Penyakit
Gejala Klinik
Sapi:
Akut à gangguan pencernaan: konstipasi, mencret
            kurus, lemah dan anemia
Kronik à penurunan produktivitas dan pertumbuhan terhambat
Kambing dan domba:
Akut à mati mendadak, darah menetes dari hidung dan anus
Kronik à gerakan lambat, nafsu makan turun, selaput lendir pucat, bottlejaw
Pengambilan sampel
Pemeriksaan tinja
Diagnosa
Pemeriksaan tinja
Perhitungan jumlah telur dari tiap gram tinja (metode Whitlock)
Menemukan metakarsia dari contoh rumput
Tindakan
Administrasi
       Pemeriksaan hati ternak potong (di RPH dll)
       Mencatat dan melaporkan hasilnya secara teratur
Pencegahan
  • Memotong siklus hidup dengan mollusida
  • Memberantas siput secara biologis dengan pemeliharaan itik
  • Rotasi lapangan rumput
  • Memperbaiki sistem pengairan
Pengendalian
Pengobatan tiga kali setahun
BABESIOSIS
Red Water, Texas Fever
Pendahuluan
Penyakit hewan menular bersifat akut hingga menahun.
Gejala: demam, anemia, ikterus, hemoglobinuria
Penyebab à Babesia yang ditularkan memalui caplak
Menginfeksi sapi, kuda, kerbau, anjing serta domba, kambing, kucing dan hewan liar
Kematian 80-90% ternak dewasa yang tidak diobati
Etiologi
B. bigemina, B. argentina, B. divergens
Berada dalam eritrosit berbentuk bulat, piriform, oval atau tdk teratur
Sifat-sifat
Babesia berkembang biak di eritrosit dengan pembelahan menjadi 2 (binary fusion)
Kekebalan
Anak-anak sapi di daerah endemik mempunyai kekebalan sejak dilahirkan
Kepekaan terhadap infeksi bertambah menurut umur
Epizootology
Kejadian di Indonesia
Ditemukan pertama pada kerbau thn 1806 di Tegal, Sapi di Sumatera thn 1906
Hewan Rentan
Sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kuda, anjing, kucing
Sapi Eropa (Bos taurus) lebih rentan
Penularan
Melalui caplak
Pengenalan penyakit
Gejala Klinik
Inkubasi 1-3 mgg
Panas tinggi, selaput lendir pucat, pernafasan cepat dan sesak, dapat terjadi gejala syaraf
Terjadi diare, konstipasi
Kurus à kematian
Pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan
  • Natif, darah dengan antikoagulan
  • Preparat ulas darah
  • Preparat sentuh dari bagian organ yang dicurigai
Tindakan
Melaporkan ke instansi yang berwewenang
Menutup/membatasi lalu lintas ternak
Theileriosis
Tzaneen disease, turning sickness
Pendahuluan
Penyakit hewan menular disebabkan ole Theileria sp yang ditularkan oleh caplak
Etiologi
T. Mutans
Sifat-sifat
Berkembang dalam limfosit
Kekebalan
Anak sapi dari daerah endemik à kekebalan tinggi
Epizootologi
Kejadian di Indonesia
T. Mutans ditemukan thn 1012 di Jawa
Hewan Rentan
Sapi, kerbau, biri-biri
Cara penularan
Melalui caplak
Pengenalan Penyakit
Gejala Klinik
Tidak terlihat gejala klinis
Demam ringan, anemia, bengkak kelenjar limfe
Pengambilan sampel
Preparat ulas
KASKADO
Stephanofilariasis
Pendahuluan
Penyakit kulit yang disebabkan oleh cacing filaria, menyerang terutama sapi
Etiologi
Disebabkan oleh sejenis cacing:
Stephanofilaria dedoesi dan S. kaeli
S. Dedoesi menyebabkan kaskado à terdapat di Sulawesi dan Kalimantan, menyerang berbagai bagian badan
S. Kaeli à menyerang kaki dan ambing
Epizootiologi
Kejadian di Indonesia
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Lampung, Jambi, Riau, Sumatera Utara, Aceh dan beberapa tempat di Sumatera
Hewan Rentan
Sapi, di Sulawesi ditemukan pada kerbau
Cara Penularan
Melalui vektor: Musca sp. Stomoxys dan Hematobia
Luka-luka pada kulit à lalat datang sebagai vektor à mikrofilaria cacing pindah ke luka à cacing dewasa à radang pada lapisan kulit di sekitarnya
Tindakan
Administrasi
Laporkan pada Dinas Peternakan setempat
Hewan sakit diisolasi dan diobati
Tidak boleh ada perpindahan hewan dari daerah yang terkena penyakit
Pencegahan
Pemberantasan lalat
Pengobatan
Diabati dengan salep pada daerah luka
Perlakuan Pemotongan Hewan dan Daging
Dapat dipotong dan dagingnya dapat dikonsumsi àsetelah bagian luka dibuang
Kulit dapat diolah menjadi makanan setelah luka-luka dibersihkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar